PT Pelindo Bangun Dua Gudang

Jumat, 28 Januari 2011

Pada pertengahan tahun 2011 masa tambat kapal pengangkut dry cargo terutama Palm Kernel Ekspeller dan pupuk di Pelabuhan Dumai  akan semakin singkat dengan beroperasinya Terminal Curah Kering yang mampu berproduksi hingga 150 ton perjam. Pembangunan Terminal Curah Kering tersebut juga ditujukan untuk mengantisipasi arus eksport dan import dry cargo yang walaupun berfluktuasi tapi secara rata-rata terus mengalami pertumbuhan positip dari tahun ke tahun.

Untuk  mengantisipasi peningkatan arus eksport dan import dry cargo melalui Pelabuhan Dumai , PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai saat ini sedang membangun dua buah gudang Terminal Curah Kering (TCK) dengan luas masing-masing 4000 meter persegi dan setiap gudangnya mampu menampung sekitar 7000 ton komoditi curah kering.

Gudang yang diperuntukkan sebagai Terminal Curah Kering tersebut  akan dilengkapi dengan fasilitas conveyor dengan panjang sekitar 900 meter yang menghubungkan gudang Terminal Curah kering dengan kapal pengangkutnya.

 “Dari tahun ke tahun arus eksport Palm Kernel Ekspeller (PKE) dan arus bongkar pupuk yang merupakan komoditas curah kering dominan dari Pelabuhan Dumai terus mengalami pertumbuhan positip, dan ini harus diantisipasi,” jelas Aprilla Dwison Deputi General Manager PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai,  sembari menambahkan mudah-mudahan pertengahan tahun depan fasilitas pelabuhan tersebut sudah dapat difungsikan pengguna jasa.

PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai sebagai pengelola dermaga umum selalu bertanggungjawab dan jeli melihat komoditas-komoditas mana yang membutuhkan penanganan dan perhatian khusus. “Menanamkan investasi dengan membangun Terminal curah Kering merupakan bentuk tanggungjawab PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Dumai untuk mempercepat proses bongkar muat barang yang sifatnya curah kering,” tegasnya.    

Secara konsep operasional, jelas Aprilla Dwison, gudang terminaTerminal curah kering yang dilengkapi conveyor tersebut  di disain menghandle dua jenis barang curah kering dominan melalui Pelabuhan Dumai yaitu, Palm Kernel Ekspeller dan pupuk. “Palm Kernel Ekspeller dominan eksport dan pupuk dominan bongkar,” tambahnya.

Palm Kernel Ekspeller adalah  ampas dari buah sawit setelah Crude Palm Oil dan turunan lainnya di ambil. Karena merupakan ampas dari buah sawit, maka prospek bisnis Palm Kernel Ekspeller ini ke depan pasti cerah, sebab hinterland Pelabuhan Dumai adalah hamparan sawit yang luasnya sudah mencapai jutaan hektar dan tersebar di beberapa propinsi seperti Riau, Sebagian Sumatera, Jambi dan Sumatera Barat.

Pembangunan fasilitas gudang terminal curah kering yang dilengkapi dengan conveyor tersebut diharapkan dapat mempercepat proses bongkar muat dry cargo melalui Pelabuhan Dumai sekaligus mempersingkat waktu tambat kapal di dermaga.
“Semakin lengkap dan semakin canggih fasilitas yang disediakan pengelola pelabuhan akan berdampak positip pada pengguna jasa kepelabuhanan dan benang merahnya pada owners maupun consigne,” tutur Deputi General Manager tersebut.
Saat ini, lanjutnya, system bongkar muat dry cargo di Pelabuhan Dumai masih semi conveyor, dimana dry cargo yang akan di kapalkan ataupun dobongkar masih truck losing sehingga masa tambat kapal di dermaga  hingga satu minggu. Sebab, jelasnya, produksi muat Palm Kernel Ekspeller dengan system truck losing hanya berkisar 3000 hingga 4000 ton per hari.
“Kapal pengangkut Palm Kernel Ekspeller yang masuk ke Pelabuhan Dumai Dead Weight Tonnage (DWT)-nya besar-besar, bisa mencapai 30.000 ton. Coba kita bayangkan berapa lama sebuah kapal harus tambat di dermaga bila produksi muatnya hanya 1000 hingga 1500 ton per hari. Nah…untuk mengatasi permasalahan tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) tentu harus berinvestasi agar proses bongkar muat dry cargo seperti Palm Kernel Ekspeller lebih cepat,” tuturnya menjelaskan.
                Apalagi, lanjut Aprilla Dwison, gudang tersebut nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas conveyor yang mampu berproduksi sekitar 150 ton perjam, tentu waktu muat dan masa tambat kapal akan lebih singkat dibandingkan dengan system pemuatan semi conveyor.
                Menurut data yang diterima dari Harlem Purba, Asmen Humas dan Hukum PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai, jumlah eksport komoditas curah kering khususnya Palm Kernel Ekspeller sejak tahun 2005 hingga Sptember 2010 sudah mencapai  sekitar 2.631.099 ton yang dari tahun ke tahun terus berfluktuasi
Pada tahun 2005, eksport Palm Kernel Ekspeller (PKE)  melalui Pelabuhan Dumai adalah 454.625 ton, tahun  2006:  438.847 ton, tahun 2007: 464.821 ton dan dua tahun  berikutnya masing-masing 761.758 ton  dan 162.295 ton, sedangkan hingga September 2010 sudah mencapai 348.752 ton. Sedangkan import dry cargo  khususnya pupuk curah sudah mencapai 1.138.622 ton dengan rincian pada tahun 2005 sebanyak 260.277 ton, 2006: 311.091 ton selanjutnya tahun 2007 sebanyak 268.751 ton dan dua tahun berikutnya masing-masing 159.712 ton dan 130.544 ton, sedangkan hingga September tahun 2010 berkisar 8.427 ton.
Data bongkar muat dry cargo (PKE dan pupuk curah) di Pelabuhan Dumai (2005-2009)
No

Uraian
Sat
Satuan

ton
2005
2006
2007
2008
2009
1

2


3


4


Eksport
Palm Kernel Ekspeller
Import
Pupuk Curah

AP Muat
Pupuk Curah

AP Bongkar
Palm Kernel Ekspeller

Pupuk Curah



454.625

260.277


1.600


-

54.779
438.847

311.091


-


4.200

54.403
464.821

268.751


-


3.108

91.234
761.758

159.712


27.758


12.186

38.234
162.295

130.544


-


32.901

32.901
Sumber: Divisi Sistem & Teknologi Informasi

1 komentar:

masyarakattempatan mengatakan...

terimakasih pada PT PELABUHAN INDONESIA KARENA TELAH MENGGUNAKAN JASA KONTRAKTOR LOKAL (RIAU)

Posting Komentar