Eksport Palm Kernel ekspeller melalui Pelabuhan Dumai pada tahun 2010 meningkat sekitar 167,5% menjadi 434.166 ton di bandingkan tahun sebelumnya yang hanya 162.295 ton. Untuk mengantisipasi arus peningkatan arus eksport Palm Kernel Ekspeller Melalui Pelabuhan Dumai, PT Pelabuhan I Cabang Dumai saat ini sedang membangun dua buah gudang dry cargo.
Palm Kernel Ekspeller adalah salah satu turunan terakhir dari Crude Palm Oil yang mempunyai nilai ekonomis di luar negeri. Prospek eksport PKE ke depan di perkirakan sangat cerah mengingat daerah hinterland Pelabuhan Dumai di kelilingi hamparan perkebunan kelapa sawit.
Menurut data dari PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai, jumlah eksport PKE yang merupakan salah satu jenis dry cargo pada tahun 2009 hanya 162.295 ton dan pada tahun 2010 menjadi 434.166 ton.
“Data menunjukkan arus eksport PKE melalui Pelabuhan Dumai meningkat. Peningkatan arus eksport PKE ini di dukung dengan meningkatnya arus kunjungan kapal tramper dari dan ke Pelabuhan Dumai,” jelas Ir Zainul Bahri, MM General Manager PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai, sembari menjelaskan, kunjungan kapal tramper pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 513 call dari 479 call tahun sebelumnya.
Pada umumnya, lanjutnya, kapal pengangkut Palm Kernel Ekspeller yang berkunjung dari dan ke Pelabuhan Dumai adalah kapal tramper. Kunjungan kapal tramper yang berbendera asing untuk pelayaran luar negeri dari dan ke Pelabuhan Dumai pada tahun 2010 meningkat sekitar 7% dari tahun sebelumnya, tutur Zainul Bari.
“Eksport Palm Kernel Ekspeller (PKE) dari Pelabahuhan Dumai dominan diangkut oleh kapal tramper. Jadi, jika kunjungan kapal tramper meningkat maka jumlah eksport PKE juga meningkat,” jelasnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi meningkatnya arus eksport Palm Kernel Ekspeller melalui Pelabuhan Dumai dari tahun ke tahun, PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai saat ini sedang membangun dua buah gudang Terminal Curah Kering yang mampu menampung sekitar 14.000 ton dry cargo. “Gudang tersebut diperuntukkan bagi dry cargo, termasuk Palm Kernel Ekspeller,” jelasnya.
Tujuan pembangunan gudang tersebut untuk mempercepat proses bongkar muat dry cargo, sehingga waktu sandar kapal di dermaga semakin singkat dan waktu delay kapal lainnya tidak terlalu lama.
“Terminal curah kering tersebut akan merubah system bongkar muat dry cargo terutama PKE dari system manual ke system mekanisasi, ” tutur General Manager yang baru berusia 43 tahun tersebut.
Dia, melanjutkan, system bongkar muat melalui truck losing hanya mampu berproduksi sekitar 1.000 ton sampai dengan 1.500 ton per hari, sementara produksi bongkar muat dengan sistem conveyor dapat mencapai 3.500 sampai dengan 4.000 ton per hari.
“Sesuai perencanaan mudah-mudahan pertengahan tahun ini, gudang Terminal Curah Kering tersebut sudah dapat dioperasikan,” tutrnya.
0 komentar:
Posting Komentar